Di Ruang Teatrikal

Oleh: Al Muiz Ld.

Di ruang bersudut ini
Terlihat lampu bercahaya sexy
Merah, Kuning, Jingga dan Putih
Terbeber kain hitam melebar
Dihiasi genteng berterbangan
Sekilas membuatku bertanya-tanya

Skenario sang dalang segera dimulai
Genteng-genteng mengawang
Membelakangi wajah tiga wayang
Kemudian datang suara yang mengawanag,
kabur dan kacau

Suara itu kembali mengawang
Di kala awan-awan menggimbal
Bas, Bob dan Franky berdatangan

Para wayang memainkan peran
Sesuai skenario epik berenergi
Berbagai banyolan dilontarkan
Sebagai kritik atas tirani
Sebagai pelipur perih rezim nazi
Sebagai ilustrasi gambaran negeri

Sajak bangun pagi berenergi menggumam di ruang persegi
Dibunyikan seorang gadis rupawan
Menyuntik energi tersendiri

Pusaran kata terkatakan oleh raga
Penuh gairah dan selera mempesona
Bas, Bob dan Franky lah pelakunya

Raganya adalah kata kata
Mengeluarkan bunyi berenergi membahana
Mimiknya adalah nada
Menyanyikan notasi yang berdialektika
Matanya adalah lensa
Menyorot cerah ke sudut nurani penikmenitipkan

Panggungnya adalah drama
Yang lebih indah dari drama penguasa
Menghibur yang lara, yang terlanjur luka
Atas sejarah penguasa
Menghibur siapa saja yang susah tertawa

Seketika para wayang menitipkan bara
Memberikan mandat kepada semua
Agar bisa hidup merdeka
Tersenyum bahagia ketika membuka mata
Berkeringat pahala atas kinerja
Bersyukur di kala senja tiba

Malang-LabDramaUM
Rabu, 12 Okt 2016
20.29 WIB

Leave a comment